Rss Digg Twitter Delicious Facebook Stumbleupon

Jumat, 31 Desember 2010

Analisis SWOT

          Strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategos”, yang berasal dari kata “Stratos” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin. Pada awalnya strategi berdasarkan analisis swot digunakan dalam bidang militer dan bisnis untuk memetakan strategi pergerakan kedepan dan upaya mengantisipasi kerugian yang terjadi dengan mengusahakan kekuatan dan peluang yang dimiliki.
        Dalam pemetaan strategi dengan menggunakan analisis SWOT maka diperlukan pemahaman dari seluruh informasi yang ada dan yang terjadi dalam sebuah studi kasus serta adanya tingkat analisis kondisi untuk dapat mengetahui dan berfikir secara mendalam tentang isu atau permasalahan yang sedang terjadi sehingga dapat dilakukan pengambilan sebuah keputusan tentang sebuah tindakan yang akan dilakukan secara tepat dengan .
          Analisis SWOT merupakan salah satu bentuk pendekatan yang bersifat action oriented dengan memiliki ciri khas yaitu pengklasifikasian dan memperhitungkan dua sisi pandangan utama tentang factor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta factor eksternal berupa ancaman dan peluang yang dapat terjadi. Secara garis bersar Fungsi dari analisis SWOT merupakan :
  •  Memberikan gambaran tentang permasalahan yang perlu diindikasikan untuk keperluan tertentu.
  •  Menganalisis hubungan antar permasalahan.
  •  Memberikan skenario keadaan sekarang dan masa yang akan datang
 
SWOT merupakan sebuah singkatan dari factor-faktor yang mendukkung analisis ini yaitu strengths (kekuatan-kekuatan), weaknesses (kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-peluang) dan threats (ancaman-ancaman).

  • Kekuatan (strengths)  adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu perusahaan (Amin W.T, 1994:75).
  • Kelemahan (weaknesses) adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya alam, keterampilan dankemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan (Amin W.T, 1994:75).
  • Peluang (opportunities) adalah situasi/kecenderungan utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan (Amin W.T, 1994:74)
  • Ancaman (threats) adalah situasi/kecenderungan utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan (Amin W.T, 1994:74)

Kuadran SWOT dapat lihat pada gambar di bawah ini :


Berdasarkan analisis SWOT dengan menggunakan matriks TOWNS yang memiliki klasifikasi sebagai berikut :
1.      Strategi SO yaitu gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
2.      Strategi WO yaitu tanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
3.      Strategi ST yaitu gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
4.      Strategi WT yaitu meminimalkan kelemahan dan hindari ancaman.

Internal


Eksternal
S
W
O
Strategi SO dimana Memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO diaman menanggulangi kendala/kelemahan dengan memanfaatkan peluang
T
Strategi ST dimana memakai kekuatan untuk mengatasi ancaman/ tantangan
Strategi WT dimana memperkecil kelemahan dan mengatasi tantangan/ ancaman
 

Sabtu, 25 Desember 2010

Segenggam Nilai Idealisme Milik Bangsa ku....


Segenggam nilai idealism yang sering digambarkan oleh mereka yang beruntung memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang tinggi. Sifat idealism yang idealnya seharusnya membuat seseorang semakin merunduk dan mau berbagi dengan orang-orang sekelilingnya tentang pengetahuan ternyata saat ini sebagian besar hanya menjadi sebuah isapan jempol belaka. Perdebatan demi perdebatan terjadi hanya untuk mencari siapa yang paling hebat, entah apa yang ada dipikiran mereka, entah seberapa tingkat kesadaran bahwa ini hanya merupakan sebagian kecil pengetahuan yang di sediakan Allah di muka bumi ini,  pengetahuan-pengetahuan yang seharusnya menjadikan kita semakin dekat kepadaNya,,, semua orang dengan keyakinannya masing-masing itu sesuatu hal yang niscaya bahkan ketika ia dalam keadaan ragu sekalipun ia tetap berada dalam sebuah keyakinan bahwa ia dalam keadaan ragu. Ketika di ibaratkan menjadi sebuah pohon, pengetahuan-pengetahuan itu tidak lebih dari sebuah ranting-ranting kecil yang menempel pada batang pohon yang bisa dianalogikan sebagai ilmu.
Bagi manusia kecerdasan adalah sesuatu yang kontekstual. Tetapi sampai detik ini system pendidikan masih tetap memparsialkan semuanya antara kemampuan kognitif, psikomootorik dan afektif. Ketika seorang guru di perhadapkan sebuah pertanyaan bahwa siapa yang paling cerdas antara siswa bureng atau captain basket maka dengan spontan sebagian besar guru akan menjawab siswa bureng. (film 3 idiots mungkin baik untuk pembelajaran).
Bhineka Tunggal Ika, biar berbeda-beda tetapi satu jua,, sebuah semboyan di negeriku yang menggambarkan keanekaragaman yang dimiliki oleh negeriku tetapi semuanya itu tetap satu. Mungkin dari tiap pulau ke pulau lain tidak menggambarkan perpecahan dalam negeriku, tetapi perpecahan itu terjadi dalam komunitas individu. Perbedaan-perbedaan dalam sebuah komunitas itu merupakan sesuatu yang niscaya tetapi kenapa justru hal ini kadang membuat orang untuk saling negative thinking ? saling berpikir bahwa pemikiran mereka adalah yang benar, perasaan mereka adalah yang paling benar tanpa berpikir gimana orang lain. Jadi teringat dengan sebuah buku yang pernah diberikan oleh salah seorang seniorku yang menggambarkan tentang system transportasi yang ada di negeriku Indonesia, kemacetan terjadi dimana-mana, bukan hanya disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melampaui kapasitas jalan tetapi juga disebabkan oleh tingkah pola manusia yang tidak tertib dengan peraturan pemerintah. Ketika kita yang terjebak macet, berbagai macam amarah di keluarkan untuk yang menyebabkan macet tetapi kita tidak pernah sadar bahwa pada waktu yang berlainan, kita dengan cueknya juga adalah penyebab kemacetan.. semua merasa paling betul,, ini lah negeriku…
Ketika terjadi kesenjangan social dengan klasifikasi tingkat perekonomian yang semakin marak dimana kemiskinan dianggap sebagai sebuah lingkaran setan yang sudah menjadi takdir dan tidak perlu untuk digubris,, dalam system perdagangan pedagang-pedagang kaki lima dianggap sebagai sebuah aib dalam sebuah tata perkotaan tetapi ketika kita lebih melihat keadaan sebenarnya justru sebaliknya,, pembangunan demi pembangunan dilakukan tanpa  memperhatikan kondisi lingkungan dengan bahasa pembenaran kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang tidak terkontrol malah seakan tidak digubris oleh pemerintah. Padahal yang paling banyak mendatangkan keuntungan adalah pedagang kaki lima dengan pajak yang dipungut dari mereka. Sungguh ironi, hanya dengan penampilan pemerintah sudah dapat mengambil keputusan, uang dapat membeli idealism.
Berbagai macam identitas kota dihilangkan, peninggalan-peninggalan sejarah di binasakan dan dibangun dengan bangunan-bangunan serba modern yang tidak lebih dari sebuah contekan dari Negara lain. Bangunan-bangunan sejarah di hancurkan dengan alasan pembersihan kota dan demi kemajuan kota kearah yang lebih modern, kebudayaan leluhur ditanggalkan demi mendapat derajat wajah kota yang sama dengan Negara-negara maju.
Kenakalan dan keingintahuan para mahasiswa dianggap sebagai sebuah hal yang mengancam stabilitas pemerintahan,, yang tua yang boleh berfikir begitulah kira-kira.. system demokrasi yang diterapkan hanyalah sebuah symbol saja dimana di dengung-dengungkan bahwa rakyat adalah raja tetapi kenyataannya rakyat adalah korban idealism para penguasa untuk kepentingan diri sendiri. Tindak kejahatan terjadi dimana-mana, tetapi hal ini tidak sepenuhnya bias disalahkan karena tingkat kesejahteraan masyarakat yang kurang.. hegemoni masyarakat terjadi dimana-mana, entah dimana perasaan semua para pejabat yang melihat di media-media bahwa di negeri yang kaya akan hasil alam ini ada segelintir masyarakat yang kelaparan.
Negeri ku semakin terpuruk dengan idealism yang justru memporak porandakan negeri ini. idealisme yang slalu dibangga-banggakan, tetapi semuanya dapat dibeli dengan uang, entah apa lagi yang bisa ku gambarkan, hegemoni demi hegemoni dilakukan untuk masyarakat kalangan bawah yang tidak mengerti akan dunia perpolitikan, mungkin masyarakat kita saat ini sangat membutuhkan sebuah pembelajaran tentang arti dari sebuah politik yang dapat baik sewaktu-waktu tetapi dalam hitungan detik dapat menjadi ular yang berbisa yang siap untuk menerkam siapa saja.
Bencana demi bencana terjadi di negeriku, rasa prihatin dari berbagai kalangan terlihat bahkan pemanfaatan kondisi ini untuk nama baik golongan tertentu pun ada, posko-posko di dirikan di tempat pengungsian dimana-mana dengan spanduk-spanduk iklan yang bertebaran dimana-mana hanya ingin memunculkan paradigma bahwa produk ini baik dan peduli sesame, artis-artis datang menjenguk dan menyumbang semuanya di ekspos ke media untuk diketahui seluruh masyarakat tetapi bukankah ketika kita memberi dengan tangan kanan, tangan kiri tidak perlu tahu ?? hal ini kayaknya sudah menjadi angin lalu di negeriku.
Saya jadi teringat ketika berkunjung ke Hong Kong University, ada sebuah kotak amal yang diperuntukkan untuk bencana yang terjadi di negeriku, tetapi kenapa kemudian kita peduli kepada orang-orang sebangsa kita sama seperti negara lain yang peduli kepada kita pada saat ada musibah massal yang menimpa masyarakat, tidak ada yang special dari sebuah rasa kebersamaan sebagai saudara sebangsa.
Musibah demi musibah terjadi di negeri ini secara beruntun, tetapi coba kita sisihkan beberapa menit untuk merenung tentang musibah-musibah ini, maka boleh jadi ini merupakan teguran dari Allah tentang kehidupan kita yang telah jauh menyimpang. Berikut daftar bencana yang terjadi di negeri ini. Tanggal 26 Agustus 1883 Gunung Krakatau meletus dengan dahsyat. Tanggal 26 Desember 2004 terjadi Tsunami di Aceh. Tanggal 26 Mei 2006 Gunung Merapi meletus, Tanggal 26 Juni 2010 terjadi gempa di Tasikmalaya, dan tanggal 26 Oktober 2010 Gunung Merapi meletus kembali. Secara keseluruhan terjadi pada tanggal 26, coba kita samakan dengan surah 26 yaitu Asy Syu’ara yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an.
Pokok dan isi Surat Asy Syu'ara:
1.       Keimanan: Jaminan ALLAH akan kemenangan perjuangan rasul- rasul-Nya dan keselamatan mereka. Al Quran benar- benar wahyu ALLAH yang dibawa turun ke dunia oleh Malaikat Jibril a.s. (Ruuhul amiin); hanya ALLAH yang wajib disembah.
2.       Hukum-hukum: Keharusan memenuhi takaran dan timbangan; larangan mengubah syair yang berisi cacian-cacian, khurafat- khurafat, dan kebohongan-kebohongan.
3.       Kisah-kisah: Kisah-kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun; kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya (Tsamud); kisah Nabi Hud a.s. dengan kaumnya (Ad), kisah Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan penduduk Aikah.
4.       Dan lain-lain: Kebinasaan suatu bangsa atau umat disebabkan mereka meninggalkan petunjuk-petunjuk agama; tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam dan perobahan-perobahannya adalah bukti adanya Tuhan Yang Maha Esa; petunjuk-petunjuk ALLAH bagi pemimpin agar berlaku lemah lembut terhadap pengikut-pengikutnya; turunnya kitab Al Quran dalam bahasa Arab sudah disebut dalam kitab- kitab suci dahulu.

Wallahualam...
Referensi :


Surat Dari Palestina...



melihat-lihat situs perkembangan dunia tidak sengaja membuka situs kabar indonesia tentang sebuah surat yang ditujukan untuk negeriku,, terhenyak dan meringis dalam hati tentang kenikmatan akan rasa aman yang saat ini ku lalui dibandingkan dengan saudara-saudaraku seiman yang ada di belahan bumi timur tengah...
Untuk saudaraku di Indonesia. Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia. Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena Negeri kalian berpenduduk Muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian, saudaraku?
Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari jamaah haji asal Indonesia. Dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jamaah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.
Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jamaah haji asal GAZA sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jamaah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian.  Wah, pasti uang kalian sangat banyak yah? Apalagi menurut sahabatku itu ada 5 % dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya, Subhanallah.
Wahai saudaraku di Indonesia. Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah, pasti sangat indah dan mengagumkan. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negeri kalian.
Pasti para ibu-ibu di sana amat mudah menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.
Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku, tidak seperti di negeri kami ini. Anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulan yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil.

Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami diblokade dua tahun lalu. Namun isteri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri kami rela minum air rendaman gandum.
Namun, mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya, terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah, itu yang kami dapat dari informasi televisi.
Yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus abortusnya untuk wilayah ASIA, Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami di sini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut? Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini.
Memang hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan, atau got-got apalagi di tempat sampah. Mereka mati karena serangan roket tentara Israel.
Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Israel. Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negeri ini.
Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 Desember 2009 kemarin, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 diantaranya adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!
Wahai saudaraku di Indonesia. Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena kalian sulit mencari rezeki di sana? Apa negeri kalian sedang diblokade juga?
Perlu kalian ketahui, saudaraku, tidak ada satu pun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade.
Kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai Tata Usaha di kantor pemerintahan Hamas.  Selama tujuh bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezeki untuk kami.
Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Yah, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah, di antara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku. Perdana Menteri kami, yaitu Ust Isma'il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.
Wahai Saudaraku di Indonesia. Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan, seperti yang diceritakan teman saya tersebut.  Program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan buku-buku pasti kalian telah lahap, kalian pun sangat bersemangat.  Itu karena kalian punya waktu.
Kami tidak memiliki waktu yang banyak di sini. Satu jam, yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami di sini untuk halaqoh, setelah itu kami harus terjun langsung ke lapanagn jihad, sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada kami.
Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut walau cuma satu jam.  Tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, seperti ta'aruf, tafahum dan takaful di sana.
Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami. Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghafal surat Al Anfaal sebagai nyanyian perang kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?
Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia di antara 1000 anak yang tahun ini menghafal Quran. Umurnya baru 10 tahun, saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghafal al-quran daripada anak-anak kami di sini.  Di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.
Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, di atasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma.  Di tempat itulah mereka belajar.  Bunyi suara setoran hafalan al-quran mereka bergemuruh di antara bunyi-bunyi senapan tentara Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal karena memang di depan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.
Wahai Saudaraku di Indonesia. Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan demo-demo kalian di sini. Subhanallah, kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan di sini.
Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan, saudaraku.  Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.
Oh, iya hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya untuk menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telepon dan faks yang masuk.  Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi. Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam di Indonesia. (*)
Akhhuka.....Abdullah (Gaza City, 1430 H)
Referensi

Kamis, 23 Desember 2010

Renungan....

Jangan pernah tanyakan apa agamaku…
Ketika pertanyaan itu dilontarkan dan sebuah nama yang ku sebut…
Aku begitu takut akan ada interpretasi makna yang berbeda dengan yang ada dalam hati ku….

Dia adalah Maha Segalanya…

Ketika segala macam pertanyaan dilontarkan untuk menanyakan keberadaanMu..
Diriku hanya mampu duduk merenung dengan segala keterbatasanku tentang segala kekuasaanMu
Tanpa pertanyaan-pertanyaan itu Engkau akan selalu ada…

Ya Rabb, kenapa Engkau bermurah hati untuk menciptakan manusia…
Makhluk yang sangat congkak dan sombong dan tidak pernah menyadari eksistensiNya sebagai khalifah wakilMu di bumi ini..

Ya Rabb ..

Aku begitu malu dan hina di depanMu…
Ketika diriku dilahirkan disambut dengan kasih saying orang tua ku tetapi terkadang aku seakan lupa dengan kasih sayangMu kepada ku yang sangat besar melebihi kedua orangtuaku…
Aku telah berikrar kepadaMu sebelum merasakan kehidupan dunia…

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ mereka menjawab ‘betul’ (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan ‘sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke-Esa-an Tuhan)."

Tetapi ikrarku ini selalu kulupakan..
Dengan Penciptaku aku begitu angkuh dan ingkar…
Tetapi yang Kau lakukan adalah selalu memberikan diri ini nikmat yang terkadang aku tidak sadar untuk mensyukurinya…