Sabtu, 25 Desember 2010

Segenggam Nilai Idealisme Milik Bangsa ku....


Segenggam nilai idealism yang sering digambarkan oleh mereka yang beruntung memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang tinggi. Sifat idealism yang idealnya seharusnya membuat seseorang semakin merunduk dan mau berbagi dengan orang-orang sekelilingnya tentang pengetahuan ternyata saat ini sebagian besar hanya menjadi sebuah isapan jempol belaka. Perdebatan demi perdebatan terjadi hanya untuk mencari siapa yang paling hebat, entah apa yang ada dipikiran mereka, entah seberapa tingkat kesadaran bahwa ini hanya merupakan sebagian kecil pengetahuan yang di sediakan Allah di muka bumi ini,  pengetahuan-pengetahuan yang seharusnya menjadikan kita semakin dekat kepadaNya,,, semua orang dengan keyakinannya masing-masing itu sesuatu hal yang niscaya bahkan ketika ia dalam keadaan ragu sekalipun ia tetap berada dalam sebuah keyakinan bahwa ia dalam keadaan ragu. Ketika di ibaratkan menjadi sebuah pohon, pengetahuan-pengetahuan itu tidak lebih dari sebuah ranting-ranting kecil yang menempel pada batang pohon yang bisa dianalogikan sebagai ilmu.
Bagi manusia kecerdasan adalah sesuatu yang kontekstual. Tetapi sampai detik ini system pendidikan masih tetap memparsialkan semuanya antara kemampuan kognitif, psikomootorik dan afektif. Ketika seorang guru di perhadapkan sebuah pertanyaan bahwa siapa yang paling cerdas antara siswa bureng atau captain basket maka dengan spontan sebagian besar guru akan menjawab siswa bureng. (film 3 idiots mungkin baik untuk pembelajaran).
Bhineka Tunggal Ika, biar berbeda-beda tetapi satu jua,, sebuah semboyan di negeriku yang menggambarkan keanekaragaman yang dimiliki oleh negeriku tetapi semuanya itu tetap satu. Mungkin dari tiap pulau ke pulau lain tidak menggambarkan perpecahan dalam negeriku, tetapi perpecahan itu terjadi dalam komunitas individu. Perbedaan-perbedaan dalam sebuah komunitas itu merupakan sesuatu yang niscaya tetapi kenapa justru hal ini kadang membuat orang untuk saling negative thinking ? saling berpikir bahwa pemikiran mereka adalah yang benar, perasaan mereka adalah yang paling benar tanpa berpikir gimana orang lain. Jadi teringat dengan sebuah buku yang pernah diberikan oleh salah seorang seniorku yang menggambarkan tentang system transportasi yang ada di negeriku Indonesia, kemacetan terjadi dimana-mana, bukan hanya disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melampaui kapasitas jalan tetapi juga disebabkan oleh tingkah pola manusia yang tidak tertib dengan peraturan pemerintah. Ketika kita yang terjebak macet, berbagai macam amarah di keluarkan untuk yang menyebabkan macet tetapi kita tidak pernah sadar bahwa pada waktu yang berlainan, kita dengan cueknya juga adalah penyebab kemacetan.. semua merasa paling betul,, ini lah negeriku…
Ketika terjadi kesenjangan social dengan klasifikasi tingkat perekonomian yang semakin marak dimana kemiskinan dianggap sebagai sebuah lingkaran setan yang sudah menjadi takdir dan tidak perlu untuk digubris,, dalam system perdagangan pedagang-pedagang kaki lima dianggap sebagai sebuah aib dalam sebuah tata perkotaan tetapi ketika kita lebih melihat keadaan sebenarnya justru sebaliknya,, pembangunan demi pembangunan dilakukan tanpa  memperhatikan kondisi lingkungan dengan bahasa pembenaran kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang tidak terkontrol malah seakan tidak digubris oleh pemerintah. Padahal yang paling banyak mendatangkan keuntungan adalah pedagang kaki lima dengan pajak yang dipungut dari mereka. Sungguh ironi, hanya dengan penampilan pemerintah sudah dapat mengambil keputusan, uang dapat membeli idealism.
Berbagai macam identitas kota dihilangkan, peninggalan-peninggalan sejarah di binasakan dan dibangun dengan bangunan-bangunan serba modern yang tidak lebih dari sebuah contekan dari Negara lain. Bangunan-bangunan sejarah di hancurkan dengan alasan pembersihan kota dan demi kemajuan kota kearah yang lebih modern, kebudayaan leluhur ditanggalkan demi mendapat derajat wajah kota yang sama dengan Negara-negara maju.
Kenakalan dan keingintahuan para mahasiswa dianggap sebagai sebuah hal yang mengancam stabilitas pemerintahan,, yang tua yang boleh berfikir begitulah kira-kira.. system demokrasi yang diterapkan hanyalah sebuah symbol saja dimana di dengung-dengungkan bahwa rakyat adalah raja tetapi kenyataannya rakyat adalah korban idealism para penguasa untuk kepentingan diri sendiri. Tindak kejahatan terjadi dimana-mana, tetapi hal ini tidak sepenuhnya bias disalahkan karena tingkat kesejahteraan masyarakat yang kurang.. hegemoni masyarakat terjadi dimana-mana, entah dimana perasaan semua para pejabat yang melihat di media-media bahwa di negeri yang kaya akan hasil alam ini ada segelintir masyarakat yang kelaparan.
Negeri ku semakin terpuruk dengan idealism yang justru memporak porandakan negeri ini. idealisme yang slalu dibangga-banggakan, tetapi semuanya dapat dibeli dengan uang, entah apa lagi yang bisa ku gambarkan, hegemoni demi hegemoni dilakukan untuk masyarakat kalangan bawah yang tidak mengerti akan dunia perpolitikan, mungkin masyarakat kita saat ini sangat membutuhkan sebuah pembelajaran tentang arti dari sebuah politik yang dapat baik sewaktu-waktu tetapi dalam hitungan detik dapat menjadi ular yang berbisa yang siap untuk menerkam siapa saja.
Bencana demi bencana terjadi di negeriku, rasa prihatin dari berbagai kalangan terlihat bahkan pemanfaatan kondisi ini untuk nama baik golongan tertentu pun ada, posko-posko di dirikan di tempat pengungsian dimana-mana dengan spanduk-spanduk iklan yang bertebaran dimana-mana hanya ingin memunculkan paradigma bahwa produk ini baik dan peduli sesame, artis-artis datang menjenguk dan menyumbang semuanya di ekspos ke media untuk diketahui seluruh masyarakat tetapi bukankah ketika kita memberi dengan tangan kanan, tangan kiri tidak perlu tahu ?? hal ini kayaknya sudah menjadi angin lalu di negeriku.
Saya jadi teringat ketika berkunjung ke Hong Kong University, ada sebuah kotak amal yang diperuntukkan untuk bencana yang terjadi di negeriku, tetapi kenapa kemudian kita peduli kepada orang-orang sebangsa kita sama seperti negara lain yang peduli kepada kita pada saat ada musibah massal yang menimpa masyarakat, tidak ada yang special dari sebuah rasa kebersamaan sebagai saudara sebangsa.
Musibah demi musibah terjadi di negeri ini secara beruntun, tetapi coba kita sisihkan beberapa menit untuk merenung tentang musibah-musibah ini, maka boleh jadi ini merupakan teguran dari Allah tentang kehidupan kita yang telah jauh menyimpang. Berikut daftar bencana yang terjadi di negeri ini. Tanggal 26 Agustus 1883 Gunung Krakatau meletus dengan dahsyat. Tanggal 26 Desember 2004 terjadi Tsunami di Aceh. Tanggal 26 Mei 2006 Gunung Merapi meletus, Tanggal 26 Juni 2010 terjadi gempa di Tasikmalaya, dan tanggal 26 Oktober 2010 Gunung Merapi meletus kembali. Secara keseluruhan terjadi pada tanggal 26, coba kita samakan dengan surah 26 yaitu Asy Syu’ara yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an.
Pokok dan isi Surat Asy Syu'ara:
1.       Keimanan: Jaminan ALLAH akan kemenangan perjuangan rasul- rasul-Nya dan keselamatan mereka. Al Quran benar- benar wahyu ALLAH yang dibawa turun ke dunia oleh Malaikat Jibril a.s. (Ruuhul amiin); hanya ALLAH yang wajib disembah.
2.       Hukum-hukum: Keharusan memenuhi takaran dan timbangan; larangan mengubah syair yang berisi cacian-cacian, khurafat- khurafat, dan kebohongan-kebohongan.
3.       Kisah-kisah: Kisah-kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun; kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya (Tsamud); kisah Nabi Hud a.s. dengan kaumnya (Ad), kisah Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan penduduk Aikah.
4.       Dan lain-lain: Kebinasaan suatu bangsa atau umat disebabkan mereka meninggalkan petunjuk-petunjuk agama; tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam dan perobahan-perobahannya adalah bukti adanya Tuhan Yang Maha Esa; petunjuk-petunjuk ALLAH bagi pemimpin agar berlaku lemah lembut terhadap pengikut-pengikutnya; turunnya kitab Al Quran dalam bahasa Arab sudah disebut dalam kitab- kitab suci dahulu.

Wallahualam...
Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar